TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
“E-LEARNING”
Dosen pembina : Azizah S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
NI MADE LISNAYANTI A
401 11 065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “E-LEARNING” tepat
pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata
kuliah tersebut secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk
mahasiswa pada umumnya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu
dosen serta teman-teman mahasiswa yang telah memberikan bimbingan serta
partisipasinya atas terselesaikannya Makalah ini.
Kami telah
berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, dan kami
mengarapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Terimakasih.
Palu, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................. 2
1.3 TUJUAN....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN
...... E-LEARNING.............................................................................. 3
2.2. FUNGSI DAN TUJUAN E-LEARNING................................... 7
2.3 KARAKTERISTIK DAN MANFAAT ELEARNING.............. 10
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING............. 13
2.5. METODE PENYAMPAIAN E-LEARNING............................. 16
BAB III PENUTUP.................................................................................... 18
3.1 KESIMPULAN............................................................................. 18
3.2. SARAN......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan telah mengalami
kemajuan pesat seiring dengan kemajuan Teknologi Informasi. Akibatnya, metode
pendidikan lama atau konvensional dirasakan menjadi kurang efektif karena
terbentur masalah ruang dan waktu. Dan Teknologi Informasi menawarkan metode
pendidikan baru yang dinamakan metode E-Learning.
Sistem pembelajaran
elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic
learning disingkat E-learning)
adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner
atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya
yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
E-learning
merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang dipersepsikan bersifat
student centered. Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat memotivasi
peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan
kemandirian mahasiswa, serta komunikasi antara dosen dengan mahasiswa maupun
antar mahasiswa.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat
dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa dan
bagaimana pengertian serta sejarah perkembangan E-learning?
2. Apa fungsi
dan tujuan E-learning?
3. Apa karakteristik
dan manfaat E-learning?
4. Apa
kelebihan dan kekurangan E-learning?
5. Apa dan
bagaimana metode penyampaian E-learning?
1.3
TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu
1. Memahami
pengertian E-learning serta sejarah perkembangannya,
2. Memahami
fungsi dan tujuan E-learning,
3. Memaham
karakteristik dan manfaat E-learning,
4. Memahami
kelebihan dan kekurangan E-learning, dan
5. Memahami
metode penyampaian E-learning.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN E-LEARNING
2.1.1 Pengertin E-Learning
E-learning merupakan singkatan
dari Elektronic
Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar
yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem
pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba
menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
1.
Menurut Allan J.
Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi
komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book,
2003).
2.
Henderson menambahkan
juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di
tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran
di kelas.
3.
William Horton
menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa
diakses dari Internet).
E-Learning berasal dari perpadanan dua
kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan
singkatan dari electronic dan learning adalah
pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik learning adalah pembelajaran yang
dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam kegiatan pembelajaran
dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran.
E-learning dalam arti luas bisa
mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara
formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran
dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun
berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola
e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat
interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau
pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak
dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan
secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana
mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang
ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu
pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Komponen yang
membentuk e-Learning adalah:
1.
Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC),
jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya
peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning
melalui teleconference.
2.
Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar
konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum
diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak
tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS
banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah
untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
3.
Konten e-Learning:
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management
System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based
Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa
disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh
siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat
banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran.
Pustekkom juga mengembangkan edukasi.net yang
mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari
kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif
dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang
arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan
perkembangan e-Learning dari sisi konten.
Sedangkan Actor yang ada dalam
pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar
konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang
menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses
belajar mengajar.
2.1.2 Sejarah
dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik
pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di
Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer
(computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu,
perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1990 : Era CBT
(Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang
berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam
bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1,
atau avi.
2.
Tahun 1994 : Seiring dengan
diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk
paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3.
Tahun 1997 : LMS (Learning
Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat
di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat
diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak
serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS
yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4.
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi
E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis
Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai
pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
2.2 FUNGSI DAN TUJUAN E-LEARNING
2.2.1 Fungsi E-learning
Ada tiga fungsi pembelajaran elektronik
terhadap kegiatan pembelajaran di kelas (classroom instruction), yaitu
sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap
(komplemen), atau pengganti (substitusi).
a.
Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila
peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada
kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b.
Komplemen
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima siswa di kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk menjadi materi penguatan (reinforcement)
atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai pengayaan (enrichment),
apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners)
diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang
secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan
tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru
di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru
secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang
untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi
pelajaran yang disajikan guru di kelas.
c.
Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada
para mahasiswa-nya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari mahasiswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta
didik, yaitu:
·
sepenuhnya secara tatap muka atau
konvensional,
·
sebagian secara tatap muka dan
sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
·
sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang
akan dipilih peserta didik tidak menjadi masalah dalam penilaian, karena ketiga
model penyajian materi perkuliahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang
sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus
melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui
perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan
memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai
sangat membantu mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.
2.2.2 Tujuan
E-Learning
Penggunaan metode belajar e learning
di Indonesia mulai digunakan di beberapa di sekolah ataupun universitas yang
tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tujuan pembelajaran E-Learning adalah :
1.
Siswa atau mahasiswa dapat belajar
mandiri tanpa harus bertatap muka langsung denga guru atau dosen yang
bersangkutan. Contoh universitas yang memilih metode pembelajaran E-Learning
sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehari-hari yaitu
Universitas Terbuka (UT) yang berdomisili di Pamulang, Tangerang, Banten.
2.
Siswa atau mahasiswa mendapatkan
materi pembelajaran mereka tanpa harus membeli buku aslinya.
Materi pembelajaran mereka ada di
dalam E-Book dan E-Book ada di dalam sebuah CD atau DVD. E-Book tersebut
nantinya akan berisi materi-materi yang sesuai dengan kurikulum siswa atau
mahasiswa tersebut. Maka dengan adanya ebook bisa menghemat siswa dalam biaya
pembelian buku-buku sekolah ataupun kuliah.
2.3
KARAKTERISTIK
DAN MANFAAT E-LEARNING
2.3.1 Karakteristik E-Learning
1.
Memanfaatkan jasa teknologi
informasi dan komunikasi berupa internet sehingga penyampaian pesan dan
komunikasi guru dan siswa secara mudah dan cepat.
2.
Memanfaatkan media komputer
seperti jaringan komputer (computer networks atau digital media).
3.
Menggunakan pendekatan
pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan e-learning, pembelajar dituntut untuk
melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak
dilakukan secara langsung.
4.
Materi pembelajaran dapat disimpan
di komputer.
5.
Memanfaatkan komputer untuk proses
pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi
pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber
informasi.
6.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran,
kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan
administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.
2.3.2 Manfaat e-learning
Manfaat E-learning diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Meningkatkan interaksi
pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance
interactivity).
Apabila
dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar
interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur,
antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar.
Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak
semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan
pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang
bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan
dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
b.
Memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran darimana dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat
sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan
interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian
juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada
guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai
ada janji untuk bertemu dengan dosen/instruktur.
c.
Menjangkau peserta didik dalam
cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience).
Dengan
fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau
melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas.
Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan sehingga, siapa saja,
di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber
belajar juga dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka
lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
d.
Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as
archivable capabilities).
Fasilitas
yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software)
yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar
sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara
periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi
pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari
peserta didik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/instruktur selaku
penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
e.
Lebih mudah mendapatkan materi atau info
Jika
kita menggunakan sistem pembelajaran berbasis e-learning, kita akan lebih mudah
untuk mencari dan mendapatkan materi atau info. Tinggal ketik apa yang kita
cari, tunggu sebentar, kita langsung dapat materinya.
f.
Bisa mendapatkan materi yang lebih banyak
Kita
bisa mendapatkan banyak sekali materi, tidak hanya dari dalam negeri, bahkan
kita bisa mencari materi yang berasal dari luar negeri yang tentunya akan
menambah wawasan bagi kita dan juga bisa untuk meningkatkan hasil belajar kita.
g.
Pembelajaran lebih efektif dan efisien waktu dan
tenaga
Jika
ada tugas, kita bisa mencari bahan yang kita butuhkan dengan cepat. Tidak harus
ke sana ke mari untuk mendapatkan bahan yang kita butuhkan. Tinggal duduk di
depan komputer atau laptop, lalu cari yang kita butuhkan. Setelah itu, susun
tugasnya dan selesai.
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING
2.4.1
Kelebihan E-Learning
1.
Pembelajar dapat belajar kapan dan
dimana saja mereka punya akses internet.
2.
Efisiensi waktu dan biaya
perjalanan.
3.
Pembelajar dapat memilih materi
pembelajaran sesuai dengan level pengetahuannya.
4.
Fleksibilitas untuk bergabung
dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan pengajar
secara remote melalui ruang chatting.
5.
Mampu memfasilitasi dan menerapkan
gaya belajar yang berbeda melalui beragam aktivitas.
6.
Pengembangan keterampilan TIK yang
mampu mendukung aktivitas lain pembelajar.
7.
Keberhasilan menyelesaikan
pembelajaran/perkuliahan online mampu membangun kemampuan belajar mandiri dan
kepercayaan diri pembelajar serta mendorong pembelajar untuk lebih bertanggung
jawab dalam studinya.
8.
Mempersingkat waktu pembelajaran
dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
9.
Mempermudah interaksi antara
peserta didik dengan materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta
didik.
10.
Peserta didik dapat saling berbagi
informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
11.
Kehadiran guru tidak mutlak
diperlukan.
12.
Siswa dapat belajar atau me-review
bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar
tersimpan di komputer.
13.
Berubahnya peran siswa dari yang
biasanya pasif menjadi aktif.
2.4.2 Kekurangan E-Learning
1.
Pembelajar yang tidak termotivasi
dan perilaku belajar yang buruk akan terbelakang/tertinggal dalam pembelajaran.
2.
Pembelajar dapat merasakan
terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial.
3.
Pengajar tidak mungkin selalu dapat
menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
4.
Koneksi internet yang lambat dan
tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
5.
Beberapa subjek/mata kuliah bisa
saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-learning.
6.
Pembelajar harus menyediakan waktu
untuk mempelajari software/aplikasi e-learning sehingga dapat mengganggu beban
belajarnya.
7.
Pembelajar yang tidak familiar
dengan struktur dan rutin software akan tertinggal.
8.
Untuk sekolah tertentu terutama
yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun
e-learning.
9.
Siswa yang tidak memiliki motivasi
belajar yang tinggi cenderung gagal.
10.
Keterbatasan jumlah komputer yang
dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
11.
Bagi siswa yang gagap teknologi,
sistem ini sulit untuk diterapkan.
12.
Berubahnya peran guru dari yang
semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui
teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
13.
Kurangnya interaksi antara guru
dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri sehingga memperlambat
terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
14.
Kurangnya tenaga yang mengetahui
dan memiliki keterampilan internet.
15.
Tidak semua tempat tersedia
fasilitas internet.
16.
Proses belajar mengajar cenderung
kearah pelatihan daripada pendidikan.
2.5
METODE PENYAMPAIAN E-LEARNING
Seperti kita lihat di atas, peralatan
teleconference yang mahal itu posisinya ada di infrastruktur e-Learning
(komponen pertama). Meskipun kalaupun tidak ada juga tidak masalah. Lho kok
bisa? Ya karena peralatan teleconference akan mendukung e-Learning yang Synchronous
tapi tidak untuk yang Asynchronous. Jadi metode penyampaian bahan ajar
di e-Learning ada dua:
1.
Synchrounous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara
tempat berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya
mahasiswa di Universitas Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference
dengan professor yang ada di Stanford University. Nah ini disebut dengan Synchronous
e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur saja
Indonesia belum siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun
tingginya biaya. Tapi ada yang main hajar saja (tanpa study yang matang)
mengimplementasikan synchronous e-Learning ini. Hasilnya peralatan teleconference
yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning, itupun
6 bulan sekali
2.
Asynchronous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun
dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan
sistem (aplikasi) e-Learning berupa Learning Management System dan content baik
berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24
jam nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses belajar mengajar
dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi e-Learning yang umum, Asynchronous
e-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous
e-Learning ketika kebutuhan itu datang.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa E-learning
adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran antara Metode Tradisional
dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang guru dianggap
sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.
Sedangkan pembelajaran pada Metode
E-Learning seorang siswa atau mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri pada waktu
tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran
dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih
aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi
dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
3.2
SARAN
Setelah
melakukan pembahasan penulis ingin memberikan masukan yang berupa saran bahwa
penulis mengharapkan apa yang menjadi makalah dengan tema ‘E-LEARNING‘ tidak hanya menjadi suatu teori saja, namun
dapat di praktekkan didalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu pemahaman
bahwa dalam persaingan yang ketat di era globalisasi seperti saat ini sangat
dibutuhkan suatu konsep keterampilan guna mendukung kehidupan bermasyarakat.
Demikianlah Makalah yang
sederhana ini saya buat untuk memenuhi syarat pembelajaran di mata kuliah
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ini
mudah-mudahan dapat diterima dengan baik bagi pembaca.
Apabila ada kesalahan
dan kekurangan baik isi dan kata-katanya saya
mohon maaf, kritik dan saran juga saya harapkan dari pembaca agar saya
bisa membuat yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Glossary of e-Learning Terms, LearnFrame.Com, 2001
Darin E.
Hartley, Selling e-Learning, American Society for Training and
Development, 2001
Dublin, L.
and Cross, J., Implementing eLearning: Getting the Most from Your Elearning
Investment, the ASTD International Conference, May 2003.
Michelle
Delio, Report: Online Training ‘Boring’, Wired News.
Romi Satria
Wahono, Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas, Jurnal Teknodik
No. 21/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007, Agustus 2007
arlisnayanti.blogspot.com
izin referensi :D
BalasHapus